Sabtu, 22 Agustus 2009

Bertemu

sekarang kan jamane informasi ta, ayo kita semua rakit kembali pertemanan yang telah pernah terjalin saat awake dhewe sma mbiyen, tidak ada salahnya dengan memanfaatkan tekno yang ada waktu dan tempat kita jadikan kesempatan untuk menjalin kembali, siapa tahu ada banyak maanfaat dan gunanya,

paling tidak dapat kita jadikan tempat berbagi pengalaman dan dengan sesama teman, nek mbiyen mari lulus langsung podho kabur sendiri sendiri, mboh raruh kemana saja kita mau, akhirnya kita kemudian berpikir la yo kita ini mau kemana? apa yang kita cari kenapa begitu semangatnya sehingga sampai lupa pada sahabat saudara dan teman teman kita, apa yang lebih berharga dari semua yang kita peroleh ini, harta benda kedudukan uang melimpah istri cantik anak anak yang cantik dan manis manis?

bagaimana juga kalau tidak semuanya kita peroleh?
dan bagaimana juga kalau semua telah kita peroleh?

kayaknya teman merupakan asset juga deh, dan itu dulu telah kita miliki dan kemudian kita biarkan hilang, kecuali sedikit yang tersisa, itupun kadang tidak terawat dengan baik, kadang nyambung kadang tidak pokoknya seenaknya deh,
dan mungkin mendekati pada "lenyap" juga.

memang sih disekitar kita ada keluarga yang selalu ada disekeliling kita dan mungkin juga saudara biologis kita, bukan kah kita sudah merasakan nikmatnya bersama mereka semua, dan bagaimana kalau bertambah banyak dan lebih banyak lagi. tentu lebih nikmat ya,(mungkin)

2 komentar:

  1. Semua yang kang Amar katakan benar adanya, dan aku percaya bahwa para sohib, temen, kenalan adalah komunitas yang semakin meluas, sebuah proses perikatan tali silahturohim - seperti halnya meluasnya alam semesta.
    Sahabat kadang lebih erat ketimbang tali darah, karena didalamnya terjalin ikatan sosial kemanusiaan - homo homoni socius. Pertalian pertemanan ini yang menguji kita sejauh mana kita bisa bertindak adil pada ikatan itu, memang sebuah proses.
    Kadang, pernah suatu ketika, kita antar sohib pernah berselisih paham atau pendapat, dan bahkan sampai saat ini pun masih berbeda dalam memilih jalan pengabdiannya. Itu hal yang wajar saja. yang penting kita saling menghargai. Dan, firman Alloh SWT, "...dan janganlah rasa benci mendorong kamu berlaku tidak adil..." (QS; Al-Maidah 5:8), pada prinsipnya juga berlaku buat para sohib, temen, kenalan kita.
    Moga semangat meretas tali silahturahim ini terus bergema, tidak dalam satu komunitas angakatan saja, tapi bisa meluas dan meluas.
    Sukses selalu buat kang Amar.

    BalasHapus
  2. sayangnya (maaf) mas bagio, saya nggak bisa hadir di reuni sma alumni 89 dan juga alumni 88,tapi mudah mudahan tetap terjalin dengan cara yang lain atau dikesempatan yang akan datang,salam buat semua temen2 mas bagio.

    BalasHapus